Flickr

default

Minggu, 05 Agustus 2012

Memupuk Kebersamaan Lewat Pencak Silat

Liputan6.com, Yogyakarta: Ramadan yang merupakan bulan penuh ibadah benar-benar dimanfaatkan Paseduluran Angkringan Silat. Mereka memanfaatkan Ramadan sebagai ajang untuk memupuk kebersamaan padepokan silat se-Yogyakarta.

Menurut Ludyarto Bimasena Wibowo, ada sekitar perguruan pencak silat di kota istimewa itu. Karena itu, perlu sebuah wadah pemersatu agar persatuan pencak silat di Yogyakarta tetap terjaga.

"Di Indonesia ada pencak silat, di Cina ada kungfu. Keduanya memiliki seni dan budaya selain olahraga beladiri. Maka itu, dibutuhkan persaudaraan, paseduluran, karena ada sekitar 40 padepokan silat di Jogjakarta," kata Koordinator Paseduluran Angkringan Silat itu kepada Liputan6.com, Jumat (3/8).

Paguyuban ini, menurut Ludyarto, tergolong unik. Karena dalam organisasi ini
tidak membicarakan sosok atau perkumpulan silat yang yang lebih kuat atau lemah. Namun, lebih condong kepada forum diskusi tentang budaya pencak silat serta filosofi pencak silat atau seninya. Hal ini tentunya membantu Ikatan Pencak Silat Indonesia atau IPSI di bidang seni budaya.

"Ini membantu di bidang seni budaya karena IPSI bukan hanya sport atau pertandingan," ucap Ludyarto. "Jadi tidak melihat pertarungan, tetapi berkebudayan bersama, sejarah silat, filsofi, pengalaman, agar kekeluargaan bisa terjalin," paparnya.

Selain menjalankan aktivitas harian, paguyuban ini melakukan berbagai kegiatan yang menjadi perekat antara sesama perguruan silat selama Ramadan. Seperti, buka puasa dan sahur bersama, diskusi, teater pencak silat, serta pameran fotografi pencak silat.

Ludyarto pun berharap dengan berdirinya paguyuban sejak Desember 2011 lalu dapat menguatkan persaudaraan perguruan silat dan menguatkan budaya pencak silat di Indonesa. "Saya rasa ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar perguruan silat tidak ekslusif, tapi inklusif," ujarnya. "Tentunya, jangan sampai orang Indonesia belajar silat di luar negeri."(ADI/BOG)

0 komentar:

Posting Komentar